Minggu, 03 April 2011

Reportase Jelajah Taman Nasional Gunung Halimun Salak

Reportase Jelajah Taman Nasional Gunung Halimun-Salak

Pada tanggal 24 Januari 2011, saya dan teman-teman berkumpul di depan gedung GWW (Graha Widya Wisuda) pukul 07.00 pagi, kami semua bersiap untuk mengikuti acara puncak metamorfosa selama 10 hari di TNGHS ( Taman Nasional Gunung Halimun Salak). Setelah semua berkumpul dan briefing singkat, kemudian truk yang akan membawa kami ke kantor balai TNGHS pun datang dan pada pukul 09.00 kami pun berangkat menuju balai.
Perjalanan menuju kantor balai TNGHS pun tidak terlalu lama, dan kantor balai tersebut terletak di Kecamatan Cikabandungan-Sukabumi. Di sana kami beristirahat dan packing ulang barang-barang yang kami bawa seperti carrier, saat sore hari kami pun mendapat penjelasan dari pihak balai mengenai taman nasional gunung halimun salak ini, bagaimana taman nasional ini bisa terbentuk, dan flora dan fauna apa saja yang ada di TNGHS ini. Dahulu taman nasional ini bernama Taman Nasional Gunung Halimun dan terbentuk pada tahun 1992, namun melihat keadaan gunung salak yang terletak berdekatan dengan gunung halimun ini kondisi ekosistemnya terancam rusak maka gunung Salak pun dimasukkan menjadi Taman Nasional, sehingga pada tahun 2003 Taman Nasional Gunung Halimun berubah nama menjadi Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Di TNGHS ini terdapat 4 spesies penting yaitu elang jawa (Spizaetus bartelsi ) yang juga merupakan lambang dari TNGHS, owa jawa (Hylobates moloch), macan tutul jawa (Panthera pardus melas), dan kantung semar(Nepenthes) semua spesies ini dilindungi oleh TNGHS.
Pada malam hari setelah briefing kami pun makan kemudian segera tidur karena pukul 01.00 kami sudah harus memulai perjalanan menuju bumi perkemahan citalahab. Kemudian tanggal 25 januari 2011 pukul 00.00 kami pun di bangunkan untuk bersiap-siap untuk perjalanan, setelah itu kami pun pemanasan bersama dan menunggu giliran jalan. Saya berada di kelompok tenda 5, anggotanya yaitu habibah,garaudi, AW, aldi, chella, dan saya sendiri eka, sedangkan pj tenda kami ada kak aidel dan kak afnan, pj pendamping ada kak nia, kak dissa, bang ucok, dan kak alya. Akhirnya sekarang giliran kelompok tenda kami yang jalan, sebenarnya saya merasa khwatir dengan carrier yang saya bawa karena selain saya membawa tenda, saya merasa tidak nyaman dan agak sakit di bagian bahu kiri, tapi walaupun sudah di setting tetapa saja tidak berubah ya sudah akhirnya saya nekat melakukan perjalanan dan akibatnya langsung terasa saat baru memulai perjalanan melewati sebuah desa tangan saya sangat sakit dan saya tidak kuat berjalan sehingga kami istirahat sebentar,setelah istirahat kami melanjutkan perjalanan namun tak lama kemudian tangan kiri saya kembali sakit, akhirnya kami berhenti dan bertemu team sweapper kemudian carrier saya pun disetting kembali dan di bagian lengan di beri bantalan tambahan, setelah dirasa enak kami pun melanjutkan perjalanan lagi, medan menanjak sehingga kami pun cepat lelah terutama saya karena setiap ditengah tanjakan kaki saya mulai sakit sehingga harus berhenti sebentar baru kemudian jalan lagi, saya merasa tidak enak pada teman satu tenda karena saya merasa sebagai penghambat karena jalan saya lama dan saya merasa sangat lemah, saya hampir putus asa dan selalu berpikir apa saya bisa sampai tujuan? dan apakah saya selemah ini?. Namun pikiran tersebut segera saya singkirkan karena disekitar saya banyak orang-orang yang terus memberikan semangat dan dukungan kalau saya pasti bisa, contohnya pj dan pj pendamping yang selalu menyemangati serta AW, kak Aidel dan Bibah yang menggandeng saya dan teman-teman yang selalu menunggu dan memberi semangat. Akhirnya kami sampai gerbang TNGHS dan di sekeliling kami sudah mulai hutan dan tebing, saat menuju pusat penelitian cikaniki kami menemukan kotoran hewan dan surili (Presbytis comate), medan menuju Cikaniki mulai berupa turunan dan saya kembali semangat lagi jalan pun dipercepat, setelah berhenti sejenak di Cikaniki kami melanjukan perjalan ke Citalahab dengan melewati kebun teh jaraknya sekitar 2 km, cuacanya sangat panas sehingga kami cepat dehidrasi namun akhirnya setelah melalui kebun teh kami pun sampai di bumi perkemahan Citalahab, sampai disana kami langsung mendirikan tenda dan memasak. Setelah tenda selesai dan makanan siap kami segera makan, karena setelah ini tidak ada kegiatan lagi sambil menunggu briefing malam kami pun tidur. Saat malam pukul 19.30 kami briefing mengenai kegiatan besok dan setelah itu tidur.
Esok harinya tanggal 26 januari 2011 kami bangun pukul 04.30 kemudian shalat dan bersiap-siap untuk olah raga pagi dan pengamatan pagi, olah raga pagi dilakukan bersama-sama pukul 05.30-06.00 setelah itu kami berangkat untuk pengamatan pagi, untuk pengamatan pagi kami dibagi menjadi beberapa kelompok menurut HM masing-masing, setiap kelompok terdiri dari satu orang pj dan tiga orang anggota, pagi ini saya masuk dalam kelompok HM 12 bersama farida dan ihsan dengan pj-nya kak navi, kemudian kami berangkat masuk kedalam hutan dan saat pertama jalannya melelahkan karena terus menanjaktapi setelah sampai HM 15 jalan sudah mulai datar, kelompok kami terus berjalan hingga sampai HM12, setelah sampai kami langsung berpencar menjadi tiga bagian dan mengamati di wilayah masing-masing, awalnya hanya terdengar suara owa, dan melihat berbagai serangga seperti lebah madu (Apis Dorsata), semut, ulat bulu, dan anak siput, namun setelah waktu menunjukkan pukul 06.27 berbagai jenis burung mulai bermunculan, pertama ada sekumpulan burung kecil berkumpul di dahan pohon yang tinggi kemudian pukul 06.50 mulai burung yang berukuran sedang keluar, ada yang berwarna hitam, merah, ada juga yang berbadan hijau dan berkepala merah, pokoknya benyak sekali burung yang muncul dan suara serta warnanya pun bermacam-macam. Kemudian pengamatan pun selesai pukul 07.40, kami pun kembali ke tenda dan merekap data yang kami dapatkan. Setelah itu acara bebas kami pun memasak sarapan pagi dan kemudian kami sempatkan mandi di sungai yang terletak dibawah sehingga kami harus menuruni jalan setapak yang licin namun setelah sampai di bawah perasaan lelah terbayarkan karena melihat air sungai yang sangat jernih dan dingin, jarang sekali ini kami temukan di rumah, kemudian kami pun segera mandi dan mencuci baju dengan menggunakan jeruk nipis sebagai pengganti sabun karena kami dilarang membawa sabun dan sejenisnya karena itu dapat mencemari lingkungan. Setelah mandi kami beristirahat sejenak dan bersia-siap untuk pengamatan sore, pukul 15.00 kami berangkat untuk pengamatan sore, kali ini saya berada di kelompok HM 16 bersama amal dan nyoman dengan pj-nya kak cumil, kemudian kami pun naik ke HM 16 karena Hm 16 letaknya di atas HM 15 jadi kami terus naik ke atas. Di HM 16 kami hanya menemukan srangga-serangga kecil seperti dua lebah madu dengan jenis yang berbeda, kumbang-kumbangan, capung, serangga diptera dan hemiptera dengan antena putih, sebenarnya kami melihat sarang burung pelatuk dan mendengar suarannya namun dicari kemana-mana sayang sekali tetap tidak ketemu. Akhirnya kami pun turun, merekap data, istirahat, memasak dan persapan briefing malam. Saat briefing kami diminta untuk bercerita mewakili kelompok HM kami dan menceritakan apa saja yang kami dapatkan, setelah itu pemberitahuan kegiatan besok yaitu ormed ( orientasi medan ), dalam ormed dibagi tiga jalur yaitu jalur cikuda paeh, gunung kendeng, dan wates. Tenda 5 mendapat jalur cikuda paeh bersama dengan tenda 4, setelah ini kami seharusnya tidur namun tenda 5 tetap bagun untuk memasak nasi untuk bekal besok, setelah selesai kami pun tidur.
Esok pagi tanggal 27 januari 2011 setelah memasak untuk makan dan mempersiapkan bekal kami pun segera berkumpul untuk ormed, setelah olahraga dan pembagian kelompok kami pun berangkat, di jalur cikuda paeh ada tenda 5 dan tenda 4 yaitu Dydy, Umil, Riris, Febri, Habibi dan Putra, pj-nya ada Kak Peni, Kak Soni, kak Agung, Bang Ucok, dan lain-lain. Kami berangkat dengan di pandu oleh Pak Abbas, beliau banyak menjelaskan tentang berbagai macam tumbuhan dan hewan yang ada di jalur cikuda paeh,medan di jalur cikuda paeh awalnya terus mendaki melewati jalur loop trail kemudian turun, lalu menanjak lagi, lalu turun lagi begitu seterusnya sampai menuju curug cikuda paeh jalannya berupa turunan tajam dan licin jadi hati-hati karena mudah tergelincir, dan berdasarkan cerita pak Abbas jalur ini di namakan cikuda paeh yang berarti sungai kuburan kuda karena dulu ada seorang pengembara yang mengembara dengan menunggangi seekor kuda dan karena medan yang sulit dan terus mendaki kuda tersebut tidak kuat sehingga mati di tengah perjalanan dan dikubur di daerah tersebut, dan karena di daerah tersebut terdapat sebuah curug dan sungai maka nama daerah tersebut dinamakan cikuda paeh. Di awal perjalanan kami sering menemukan rotan, paku-pakuan. Lumut, harendong (Melastoma candidum D. Don), tanaman anggrek hutan,kawan dari kantung semar namun bukan familinya, pohon rasamala (Altingia excelsa. Noronhae), pohon kayu afrika (Mesopsis eminii Engl), makanan owa jawa yaitu daun suminten ( kastanovsis javanica), cariang yaitu buah ungu yang beracun, pohon kemiri (Aleurites moluccana), pohon puspa (Schima wallichii) yang pucuknya merupakan makanan surili, tepus (Habbatus), kaduan,dan telur Hula masoni. Setelah sampai di curug kami pun beristirahat, pemandangannya indah terdapat air terjun dan airnya dsangat jernih dan dingin, airnya pun dapat diminum, namun hati-hati disana terdapat banyak pacet. Di sana ada yang langsung berendam dan ada yang hanya bermain air, setelah itu kami pun menggelar matras dan makan bersama-sama, semua bekal kami satukan wah rasanya seru sekali. Setelah cukup lama di curug kami pun siap-siap untuk pulang, saat perjalanan pulang kami menemukan jejak mencat sejenis kambing, jejak singgung, jejeak babi hutan (Sus scrofa), dan banyak sekali bekas sungkuran babi hutan katanya sungkuran itu bekas babi mencari makanan berupa cacing tanah, disepanjang jalan banyak begonia dan kayu banir, lalu ada jamur banteng yang berwarna oranye dan beracun, kata Pak Abbas terkadang ada jamur jantung yang dapat dimakan namun hanya tumbuh satu kali dalam setahun pada bulan agustus, jamur tersebut berwarna merah. Saat perjalanan pulang medan pun berupa turunan licin dan sering melewati sungai, saat melewati semak-semak kami melihat turbin yang sudah tidak terpakai, dulu turbin tersebut digunakan untuk pembangkit listrik di desa citalahab dan sekarang turbin tersebut sudah dipindah, di sekitar turbin terdapat banyak pohon pasang, pohon tersebut memiliki biji seperti buah kenari. Setelah jalan melewati semak-semak akhirnya kami pun sampai di pedesaan dan kemudian sampai di camp, ternyata kelompok kami adalah kelompok pertama yamg sampai, satelah itu kami istirahat hingga pukul 19.30 mulai briefing malam dan masing-masing tenda diminta perwakilannya untuk menceritakan ormed tadi dan tenda 5 saya yang di suruh menceritakan kembali, awalnya saya bingung tapi akhirnya saya bisa menceritakannya. Setelah itu kami mendengar cerita dari tenda-tenda lain dan kami mengambil kesimpulan bahwa jalur gunung kendeng merupakan jalur yang paling jauh dan terus mendaki, kami pun berdoa supaya kami tidak mendapat jalur itu. Setelah itu kami beristirahat dan tidur untuk kegiatan besok pagi yaitu pengamatan pagi dan wawancara penduduk setempat.
Pada tanggal 28 januari 2011 seperti biasa kami bangun pagi kemudian bersiap-siap pengamatan pagi, setelah olahraga pagi kami pun berangkat, kali ini saya masuk dalam kelompok HM 8 bersama dengan habibi dan ratna, pj-nya adalah kak mamet. Di Hm 8 awalnya kami hanya menemukan burung namun setelah beberapa saat kemudian sekitar pukul 06.20 kami menemukan sekelompok owa jawa, mereka terdiri dari dua owa dewasa, satu owa remaja, dan satu owa anakan, mereka sedang memakan makanannya di atas pohon, mereka pindah dari satu dahan ke dahan lainnya. Cukup lama kami mengamati owa tersebut, saat detik terakhir pengamatan kami menemukan serangga kayu seperti walang sangit berwarna kuning dan hitam, setelah itu kami pun pulang, saat perjalanan pulang kami pun kembali melihat sekelompok owa di HM 12 jaraknya cukup dekat dan saya merasa beruntung waktu itu. Kemudian kami pun turun ke camp dan segera merekap data, setelah itu kami beristirahat. Sekitar pukul 13.30 kami mulai bersiap untuk wawancara penduduk setempat, para laki-laki sudah menunggu di atas kebun the nirmala karena sebelumnya mereka melaksanakan sholat jumat dahulu, sedangkan kami baru berangkat setelah itu. Setelah sampai di timbangan kebun the kami briefing sebentar untuk membagi kelompok, saat ini saya kelompok 12 bersama kak icha dan pj-nya adalah kak cumil, setelah briefing kami segera mencari rumah yang akan kami wawancara pemiliknya, rumah pertama yaitu milik bapak Oji, pak oji memiliki 1 istri dan 3 anak, anak pertamanya sudah kelas 2 SMA, anak kedua kelsa 5 SD, dan anak bungsunya baru berumur 5 tahun. Pak oji orang yang sangat ramah beliau mengaku baru saja pindah ke desa ini, sebelumnya beliau tinggal di daerah ciaten, leuwiliang-bogor. Beliau baru pindah sekitar 1 bulan namun beliau sudah bekerja sebagai mandor selama 17 tahun di kebun the nirmala ini. Menurut pak oji hubungan antara masyarakat disini dan pihak taman nasional sangat baik, sering ada penyuluhan dan setiap warga paham akan peraturan untuk tidak menangkap satwa yang dilindungi dan tidak merusak hutan. Pak oji pun mangaku bahwa hewan liar jarang sekali ada yang menyerang warga kecuali babi hutan yang sering meruka kabun the dan kebun milik warga, namun selebihnya hewan tersebut tidak mengganggu, pak oji pun bercerita bahwa beliau pernah bertemu dengan macan tutul saat melewati cikaniki bersama dengan istrinya, itu adalah pengalaman yang berkesan bagi pak oji. Setelah cukup lama mengobrol akhirnya kami pamit dan mencari rumah selanjutnya dan kami mendapatkan dua rumah sekaligus, akhirnya kami membagi dua team kak cumil masuk ke rumah pak hadon, lalu say dan kak icha ke rumah depannya. Di rumah yang kami kunjungi terdiri dari sepasang suami istri dan 7 anaknya namun 3 anaknya sudah berkeluarga, mereka sudah 13 tahun tinggal di desa ini dan bekerja sebagai pemetik teh, namun sesungguhnya mereka berasal dari bandung. Sedangkan di rumah pak hadon terdiri dari 1 istri dan 1 anak, mereka baru dua tahun kerja dan tinggal di kebun the nirmala ini. Pak Hadon bekerja sebagai pemotong patok di kebun the ini. Menurut keterangan dari dua keluarga tersebut, hubungan antara taman nasional dan penduduk baik, mereka sering ikut penyuluhan dan tau batas-batas taman nasional, mereka pun tidak ingin berbuat yang macam-macan dan hanya menjalani hidup yang sederhana mereka pun sudah bersyukur dengan apa yang ada. Setelah itu kami pun pamit dan merekapa data sebentar, kemudian karena banyak anak kecil banyak diantara kami pun bermain dengan anak-anak tersebut, lalu setelah itu kami pun foto bersama dan kembali ke camp. Dari wawancara ini saya merasa lebih berani untuk berbicara dan bersosialisasi, awalnya saya bingung mau bicara apa namun akhirnya saya bisa sedikit-sedikit bertanya kepada narasumber dan pengalamn ini saya jadikan pelajaran yang berharga. Setelah wawancara kami beristirahat dan menunggu briefing malam, briefing malam adalah hal yang kami tunggu karena saat itu di umumkan jalur ormed besok , saat briefing malam setelah semua bercerita tentang wawancara penduduk tadi siang jalur ormed pun di umumkan dan ternyata kami mendapat jalur gunung kendeng, kami pun kaget namun mau bagaimana lagi kami hanya bisa berdoa semoga medan di gunung kendeng tidak terlalu sulit dan kami menghibur diri sendiri dengan berpikir bahwa disana kami dapat menemukan kantung semar (Nephentes). Setelah briefing kami pun tidur.
Pagi harinya tanggal 29 Januari 2011 kami bersiap untuk ormed ke gunung kendeng, kelompok kami terdiri dari tenda 4 dan tenda 5, pj-nya adalah kak M.Choi lalu kakak yang lain ada kak risma,kak izzu, kak alya, kak mujib, kak mitha, kak wahyu, dan lain-lain. Gunung kendeng berada di ketinggian 1600 m di atas permukaan laut, ternyata saat melalui jalur gunung kendeng tidak selelah yang kami bayangkan, karena kami tidak berjalan terlalu cepat dan stiap saat berhenti untuk mengamati keadaan sekitar, yang kami temukan saat melalui jalur gunung kendeng yaitu ada kimokla (pohon getah merah) yang getahnya seperti darah, pasang/korpus, pakokopian (makanan burung), ki anak/ki honyang/hiung gunung, kisirem, kisampang, kacing, begonia, paku-pakuan, bubukan (obat kanker), palem hutan (makanan musang/bingbin), pinanga koronata, rotan karet, rotan cacing dan rotan cl (30 m), lutung (Trachypithecus auratus) dan surili (Presbytis comate), cempaka gunung, pohon huru, anggrek tanah, burung buntur, rotan bubual, pandan cakuang, ki aksara/ anggrek tanah kecil, owa jawa, pakis hanbam, burung cek gunggung yang besar dari burung kutilang, canar letik ( tanaman merambat), lumut kumpai, ki putrid (pohon mirip damar), dan rotan lilin. Setelah sampai di puncak, disana kami banyak melihat tanaman kantung semar (nepenthes) ada yang berwarna hijau dan merah, dipuncak gunung kendeng kami pun beristirahat dan makan siang setelah itu kami pun pilang, saat perjalanan pulang medan yang kami tempuh sangat curam dan licin, banyak diantara kami yang terpeleset maka dari itu kami berjalan sehati-hati mungkin, saat perjalanan pulang kami menemui ki cantum, tangkur gunung, tabat barito ketiga tumbuhan ini berfungsi sebagai obat tradisional untuk sakit pinggang, lalu ada jirag ( daunnya mamiliki rasa manis), kicengkes( daun rasa mint), rendeh ( untuk obat kencing batu), mara ( pohon berdaun lebar), burung sri gunting (Dicrurus sp), burung spa warna orange, scrap (jejak di tanah) macan tutul, tepus, katak serasah (Leptobrachium hasseltii Tschudi), dan tepus yang batang, bunga dan umbinya dapat dimakan. Banyak sekali yang dapat kami temukan disana dan semua itu merupakan pengalaman yang seru dan menyenangkan. Malam harinya setelah briefing kami angkatan 8 mengadakan kumpul angkatan 8 untuk sharing dan ini menambah keakraban kami.
Esok harinya tanggal 30 januari 2011 ada kuliah raptor pada pagi harinya yang di jelaskan oleh kak reyna, kemudian pukul 14.00 kami melakukan pengamatan raptor di kebun teh saya masuk dalam kelompok kak gina. Dalam pengamatan tersebut kami melihat elang jawa (Spizaetus bartelsi) dan elang ular bido (Spilornis cheela bido ) yang sedang soaring, lalu ada tiga ekor elang lagi yang terlihat namun kami tidak dapat mengidentifikasinnya karena tidak terlihat jelas. Karena sore itu hujan maka rundown pun diganti yang seharusnya sore itu adalah pengamatan sore namun diganti menjadi kuliah hewan herpwtofauna dan malam harinya briefing diganti menjadi pengamatan hewan herpetofauna, sore harinya kuliah mengenai hewan herpetofauna yang dijelaskan oleh kak afan dan kak ana, mereka menjelaskan mengenai apa itu hewan herpetofauna, dan lain-lain. Kemudian malam harinya kami melakukan pangamatan malam, saya masuk ke dalam kelompok kak gina bersama chella dan angga, kami mendapat jalur 2. Dengan hanya bermodalkan senter kami pun dengan teliti menelusuri jalan, semak-semak dan kebun teh yang gelap dan berharap kami dapat menemukan reptile atau amphibi, tak lama kemudian angga mendapatkan seekor katak kecil, dan chella pun mendapatkan katak juga namun dari awal sampai akhir pengamatan saya belum menemukan amphibi sama sekali, saya agak kecewa namun itu tidak membuat saya kapok malahan saya tambah penasaran ingin menangkap amphibi maupun reptile, mungkin dikesempatan lain saya dapat menangkapnya, setelah itu kami pun kembali dan identifikasi satwa kami lakukan esok paginya.
Pagi tanggal 31 januari 2011, kami melakukan pengamatan pagi seperti biasa dan saya mendapat HM 6 bersama lutfan, hesti, dan kak adam.di sana kami menemukan katak serasah (Leptobrachium hasseltii Tschudi), dua ekor surili, dan seekor kupu-kupu berukuran sedang dan berwarna gelap. Setelah pengamatna pagi kami melakukan identifikasi hewan herpetofauna yang kami tangkap, saat itu dijelaskan kembali bagaimana cara mengidentifikasi reptile dan amphibi yang benar, setelah mengetahui jenis apa hewan tersebut kami pun beristirahat dan persiapan kuliah penaksiran iklim dan cuaca. Sebelum kuliah penaksiran iklim dan cuaca, kak angga meminta seluruh angkatan 8 berkumpul dan menjelaskan apa saja yang telah kami dapat selama berada di halumun, setelah itu kami langsung kuliah penaksiran iklim dan cuaca bersama kaka dam dan kak wahyu, mereka menjelaskan cara menghitung kelembaban dan menghitung debit air sungai, setelah itu kami pun praktik penghitungan debit air sungai, kali ini saya masuk dalam kelompok dua denga pj-nya adalah kak wahyu, untuk mengukur debit air sungai kita perlu mengukur sudut 45’, menghitung arus, dan lain-lain, awalnya saya tidak mengerti namun setelah di jelaskan kembali oleh kak wahyu akhirnya saya mengerti. Sore harinya kami melakukan pengamatan sore, kali ini saya bersama kak risma, angga dan ratna pergi ke HM 6, di sana kami menemukan banyak surili ( sejenis monyet, mirip dengan lutung namun memiliki bulu abu-abu dan memilki jambul di kepalanya), dan ada dua ekor kupu-kupu, kupu-kupu yang satu berwarna kuning dan kecil, sedangkan yang lain berukuran sedang dan berwarna hitam. Setelah itu pada malam hari kami briefing malam, setelah briefing angkatan 8 pun berkumpul kembali dan sharing-sharing, setelah itu kami pun tidur.
Esok hari tanggal 1 februari 2011, tiba-tiba kami dibangunkan pukul 02.00 kami pun kaget dan heran , untuka apa kami dibangunkan pagi-pagi buta, setelah itu kami dibawa ke atas kebun the, saat itu aku agak takut karena dulu saat SMA sering ada acara seperti ini dan kami di bawa ke pos untuk dimarah-marahi, dan ternyata benar kami dibawa ke pos disana ada kak angga, kak reyna, dan kak cumil tapi ternyata dugaan saya salah, ternya disana kami malah disuruh menceritakan apa saja yang telah kami dapat di halimun, bagaimana interaksi antar tenda, dan lain-lain. Di sini saya merasa sangat lega karena dapat mencerita apa yang ada di benak saya, awalnya saya selalu takut untuk berbicara seperti itu namun setelah kejadian ini saya sudah tidak takut lagi. Setelah cukup lama kami pun dibawa turun kembali dan berkumpul di camp panitia, ternyata di sana kak izzu, kak hery, dan mang udin sudah menunggu dan memberikan wewejangan bagi kami, setelah itu kami makan bubur kacang hijau bersama-sama. Saat pagi menjelang kami kembali ke tenda masing-masing dan mempersiapkan makan pagi, kemudian masakan dari semua tenda dan dari panitia digabung jadi satu dan kemudian dimakan bersama, itu sangat seru. Setelah itu kampi pun packing untuk persiapan pulang karena hari itu adalah hari terahkir di halimun, kami juga bersiap untuk upacara penutupan puncak metamorfosa. Setelah semua beres, kami pun melaksanakan upacara penutupan dengan pemimpin upacara nyoman, Pembina upacara kak izzu, pembawa acara dydy, pembaca nominasi kakak ter- adalah garra dan ardi, dan sebagai simbolis pemakaian baju lapang oleh cahyatina dan angga. Setelah puncak metamorfosa di tutup dan upacara selesai kami pun bersiap pulang, kali pj tenda 5 hanya kak dissa dan pj pendamping karena kak aidel sudah pulang dahulu karena urusan akademik , dan kak afnan menjadi team advanced. Setelah siap kami pun memulai perjalanan dan berhenti di stasiun penelitian cikaniki, dalam perjalanan kesana kami menemukan kalajengking, dan katak hijau, kemudian kami beristirahat dan bersiap untuk memulai perjalanan malam, malam hari kami briefing kemudian makan bersama kembali lalu kami pun tidur, tanggal 2 februari 2011 pukul 00.00 kami pun dibangunkan dan pukul 01.00 kami berangkat, kali ini saya sudah tidak membawa tenda dan cariel yang saya bawa tidak seberat awal keberangkatan, kali ini jalan pun lebih cepat karen medannya pun berupa turunan, karena senter saya mati saya selalu berada di samping kak dissa, teman-teman pun selalu menunggu dan berjalan bersama-sama. Saat perjalanan pulang pun tidak terlalu terasa melelahkan karena disepanjang jalan kak dissa bercerita tentang pengalamannya saat observasi, eksplorasi, dan ekspedisi global di ujung kulon, saya sangat senang mendengar cerita kak dissa. Tak terasa pukul 06.00 kami sudah sampai di kecamatan cikabandungan, disana adalah tempat kami menunggu truk yang akan membawa kami kembali ke bogor. Sesampainya di cikabandungan kami semua bisa jajan dan membeli sarapan, ketika pukul 09.30 truk pun datang dan kami akhirnya pulang ke IPB Bogor.
Kesan saya selama di halimun sangat banyak, di sini saya mendapat banyak ilmu, banyak kawan, dan banyak pengalaman. Banyak kejadian mengesankan misalnya saat tenda kami kehabisan bahan bakar dan beras, tenda lain langsung membantu dan menawarkan bantuan, ada yang membantu membuat api untuk memasak, ada yang member beras, dan ada yang meminjamkan kompor, para panitia pun banyak yang ikut membantu, jujur saya kami sangat terharu. Kemudian saat tenda kami lepas dan hampir tebang terbawa angin saat kuliah raptor, kami dan kawan lain langsung datang dan membantu memperbaiki tenda. Saya pun banyak mengetahui jenis-jenis satwa dan perbedaannya, banyak kakak kelas yang menceritakan pengalamannya dan membagi ilmunya, cerita dari pakde pun sangat mengesankan, kakak panitia pun ramah dan mudah berbaur, tidak ada kesan senioritas sama sekali seperti yang pernah dibicarakan orang-orang. Saat mandi di sungai juga seru, lalu makan tutut bersama dan saat makan ramai-ramai dengan menggelar matras, trashbag, dan daun pisang itu sangat terasa kebersamaannya. Di sini pun kami di ajarkan untuk saling peduli dengan sesamanya, saat ormed kami saling tolong-menolong saat melewati medan yang sulit. Rasa syukur pun selalu dipanjatkan saat shalat, terutama saat shalat di alam terbuka sungguh terasa sekali kebesaran Allah, rasa bahagia pun muncul saat melihat satwa-satwa yang hidup bebas di alam terbuka dan habitat aslinya,dan rasa puas pun terasa saat berhasil menemukan atau melihat spesies-spesies lain. Di halimun ini saya juga belajar bagaimana berjuang terus dan pantang menyerah, meyakini bahwa diri kita mampu, membuang pikiran buruk tentang diri kita sendiri, terutama saat perjalan menuju halimun ternyata saya bisa sampai citalahab dengan kekuatan saya sendiri dan melawan rasa malas. Dan di sini saya lebih berani mengutarakan pendapat saya. Selama di halimun ini merupakan pengalaman paling berkesan dan memberikan banyak pelajaran bagi saya, dan saya ingin mengucapkan terima ksih kepada semua…terima kasih…salam fauna ukf…selamatkan fauna Indonesia…!!

Tidak ada komentar: